Alhamdulillah, IAA Daerah Surabaya, pada Kamis, 19 Desember 2013, dapat menghelat acara hari jadi IAA Surabaya yang ke-2.
Hari jadi yang memang direncanakan, diselenggarakan di pelataran Gedung Multimedia Fakultas Adab UIN Sunan Ampel. Cahaya lilin yang disebar di setiap sudut, samping, dan tengah menambah romantisme acara menjadi lebih khidmat.
Acara dimoderatori oleh Istin, nama facebook-nya. Dibuka kemudian disambut oleh Ketua IAA Surabaya; Rahmat Hidayatullah, Rahmat dalam sambutannya, menghaturkan banyak terima kasih kepada semua alumni Annuqayah yang meluangkan waktunya untuk hadir dalam acara tersebut. Rahmat meminta, agar semua elemen dari masing-masing kampus yang tersebar di Surabaya, untuk bersama-sama menjadikan IAA Daerah Surabaya lebih hidup dengan karya dan sudi untuk berbagi ilmu, pengalaman, pengetahuan dalam setiap acara kajian, kegiatan yang diselenggarakannya.
Sambutan disusul oleh pembina IAA Surabaya, Marlaf Sucipto. Dia meminta, agar kajian mingguan, yang menjadi ciri khas utama organisasi ini, dilestarikan dan ditingkatkan. Karena dalam AD/ART IAA Surabaya, imbuhnya, telah jelas bahwa IAA Daerah Surabaya adalah organisasi alumni yang bergerak dibidang pemberdayaan diri dan orang lain. Marlaf memohon maaf atas segala sikapnya yang khilaf, yang tingkahnya dalam beberapa bulan yang lalu, "mengoncang" IAA Daerah Surabaya. Sempat ada riak yang meminta agar IAA Daerah Surabaya dibubarkan! Bahkan ada yang lebih ekstrim, meminta Marlaf agar dikeluarkan dari IAA Daerah Surabaya karena tingkahnya yang "nakal". Marlaf berujar "Hari jadi yang ke-2 ini, mari jadikan introspeksi untuk memperbaiki diri dan memantapkan doa agar IAA Daerah Surabaya ke depan mampu melalui berbagai macam cobaan yang datang. IAA harus tetap hidup dan lebih hidup, menuju kebermaknaan hidup untuk diri dan orang lain", imbuhnya.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan Tahlil, dipimpin oleh saudara Zaimul Umam; Mahasiswa Fakultas Ushuludin UIN Sunan Ampel, alumni MAK/MAT, Hafidhul Quran, alumni PPA Latee. Dibuka dengan tawassul kepada Kanjeng Nabi Muhammad dan para sahabatnya, pengikutnya, dan ummatnya. Disusul tawassul secara khusus kepada masyaikh Annuqayah, baik yang sudah wafat mau pun yang masih sehat mensyiarkan ajaran Islam. Kemudian, meminta kepada Tuhan agar, apa pun masalahnya, apa pun cobaannya, IAA Surabaya tetap eksis, mampu melalui berbagai macam cobaan yang terjadi. Lahumul Faaatihah! Tahlil pun terlantun khidmat.
Seusai pembacaan Tahlil, Moh Mihrob, yang ditugasi sebagai moderator sharing bersama sosok sukses, senior IAA Daerah Surabaya, mengambil alih dan memulainya dengan improvisasi khasnya. Mihrob kemudian menghaturkan kepada pemandu sharing untuk memulainya.
"Assalamu'alaikum", menjadi salam pembuka yang diucapkan oleh Khalis Esbe, sapaan akrabnya, "Cak Kholis". Khalis, adalah pemuda sukses yang berhasil menjadi entrepreneur di bidang catering dan laundry. Beliau alumni Annuqayah tahun 2003, keluaran MAK/MAT, juara kelas bertahan di Madrasah Diniah PPA. Latee plus tauladan tetap. Khalis berharap, supaya kita menauladani Nabiyullah Muhammad sebagai seorang entrepreneur. Nabi Muhammad di awal kesuksesannya sebagai nabi, rosul, dan pemimpin, telah melakukan perdagangan ke negeri Syam dengan modal yang dimiliki Khadijah. Karena kejujurannya, integritasnya, akhirnya Muhammad dipercayai untuk mengelola harta Khodijah, sukses mengelola harta, Muhammad pun sukses menjadikan Khadijah sebagai istri perdananya. Sprit yang ada dalam diri Muhammad, mari kita internalisir dalam diri kita masing-masing, mari, Islam kita jadikan sebagai gerakan ekonomi untuk mengentaskan kebodohan, kemiskinan yang sampai kini masih sangat banyak ditemui.
Khalis berujar, asahlah potensi yang dimiliki hingga menghasilkan kreatifitas yang positif, karena kreatifitas akan menentukan kesuksesan seseorang di masa kini.
Khalis bercerita, bekal pertama memulai hidup di Surabaya ialah derai air mata dan uang hasil gadai tanahnya di kampung. Kepahitan hidup di Surabaya dilaluinya dengan doa dan usaha. Hidup serba kekurangan Khalis sudah tertempa sejak masih menjadi santri di Latee. Jadi, hidup susah dan kurang makan di Surabaya bukan hal aneh baginya. Khalis muda bergabung di berbagai kegiatan positif, organisasi kemahasiswaan, baik intra mau pun ekstra kampus, dan kegiatan kuliahnya di Jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuludin IAIN Sunan Ampel tidak pernah terhenti karena Khalis hidup serba kekurangan dan pas-pasan. Malah Khalis semakin tertantang untuk berprestasi di tengah kekurangan. Kehidupan Khalis di awal hidupnya di Surabaya semakin tertempa dan tertata, hingga akhirnya ia meraih sukses sebagai seorang pengusaha. Mantan ketua Pengurus Cabang (PC) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mengakhiri sharing motivasinya dengan sebuah pantun "Hujan lebat selalu diawali dengan gerimis, pengusaha hebat selalu bersikap optimis".
Sharing selanjutnya dilanjutkan oleh Abd. Syukkur Rahman, alumni PPA. Lubangsa tahun 2006, MAK/MAT, dan Fakultas Ushuludin IAIN Sunan Ampel. Sekarang beliau bekerja di Tabloid Nurani. Beliau berharap, agar kita membangun jejaring sebanyak mungkin, karena dengan jejaring itu lah kita akan menemukan banyak hal yang positif. Jejaring perlu dilakukan untuk mengenali peluang dan berbagi manfaat dengan banyak orang. Maksimalitas dalam berjejaring akan menopang kehidupan kita menuju sukses, sukses dalam perspektif dan demensi yang beragam.
Asyiknya sharing, mengesampingkan kesadaran jika waktu telah larut malam. Tumpeng yang disediakan untuk disantap bersama-sama, sudah terasa dingin, dan air meneral gelasan dalam kardus, sudah tinggal separuh. Sharing pun ditutup, tumpeng pun dipotong. Ketua IAA di dampingi pembina, kemudian memulai menakar tumpeng di atas kertas panjang yang telah digelar. Makan bersama pun terjadi, dengan sesekali berkelekar mengenang masa-masa semasih sebagai santri.@MS.
*Selamat hari jadi IAA Daerah Surabaya yang ke-2
0 komentar:
Posting Komentar