Sore tadi, tapatnya pada Sabtu, 7 Desember 2013, IAA Daerah Surabaya kembali menyelenggarakan kegiatan diskusi "Ekonomi Islam Dalam Percaturan Ekonomi Dunia". Hadir sebagai pemandu diskusi, Ach. Halif, selaku mahasiswa semester akhir Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya.
Halif menjelaskan, "Booming-nya ekonomi syariah di Indonesia, sejak negeri ini dilanda krisis dahsyat pada kisaran tahun 1997-2009". Sistem ekonomi syariah seakan menjadi oase masyarakat dunia termasuk Indonesia atas ekonomi kapitalistik yang memberikan peluang sebebas-bebasnya atas manusia untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan manusia lain yang hidup disekitarnya.
Pundi-pundi kekayaan dunia yang 80 persen hanya dikuasi oleh segelintir orang di dunia dan 20 persen kekayaan dunia "diperebutkan" oleh 80 persen masyarakat dunia barangkali menjadi metematika global jika dinamika ekonomi dunia, yang dikendalikan dibawah sistem ekonomi kapitalistik liberal menyisakan petaka dunia yang luar biasa dahsyatnya.
Gerakan ekonomi syariah menjadi harapan baru untuk kehidupan yang terus berlangsung. Gerakan ekonomi ini sudah menjadi gerakan masyarakat dunia yang menghendaki kehidupan baru yang lebih baik, tidak hanya masyarakat muslim saja yang greget untuk turut terlibat dan melibatkan dirinya, tapi masyarakat non muslim pun tidak sedikit yang berbondong-bondong untuk mensukseskan sistem ekonomi yang menurut para penggagasnya lebih baik dan lebih memberikan jalan keluar atas problematika umat manusia.
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia, menurut Halif, masih menyasar tingkat ekonomi mikro, perusahaan-perusahaan besar, belum bertautan secara baik dengan Bank-Bank Syariah yang sudah menjamur, Bank-Bank konvensional, tidak sedikit yang bermetamorfosis menjadi Bank Syariah atau setidaknya membuka cabang Bank Syariah dengan sumber daya manusia 'karbitan', maksudnya, tenaga manusia yang digunakan untuk menjalankan sistem ekonomi syariah hanyalah manusia-manusia hasil training. Penguasaan atas sistem ekonomi syariah sangat dangkal, sehingga Faiqul Abrori dalam kapasitasnya sebagai pesarta diskusi, yang tak lain adalah Mahasiswa Jurusan Muamalah Fak. Syariah UIN Sunan Ampel melahirkan sebuah istilah "Bank kapitalis berbulu syariah", maksudnya, banyak bank konvensional yang melahirkan bank syariah tapi penerapannya masih berpola sistem konvensional.
Lahirnya bank syariah dari rahim bank konvensional, diduga karena kekhatiran pemilik bank konvensional atas "kolap"-nya bank tersebut. Mengingat, gerakan ekonomi syariah sudah menjadi trend dan gaya hidup yang terus berlangsung. Barangkali, jika trend ekonomi syariah memenangi trend ekonomi konvensional, para "pemain" bank konvensional dapat banting setir ke bank syariah berbasis konvensional.
Tugas generasi muda muslim, mahasiswa jurusan ekonomi syariah khususnya, untuk turut memantapkan lahirnya ekonomi syariah sebagai sistem ekonomi yang lebih baik dari sistem ekonomi kapitalistik. Karena melebarnya kemiskinan, rendahnya kualitas pendidikan, mahalnya layanan kesehatan di dunia, faktor terbesarnya karena dimainkan dan dikendalikan oleh sistem ekonomi kapitalistik.@MS
Wallahua'lam
0 komentar:
Posting Komentar